Mantan gelandang Barcelona, Gaizka Mendieta, telah memperingatkan bahwa perbandingan terus-menerus antara Lamine Yamal dan Lionel Messi berisiko memberikan “tekanan yang tidak perlu” pada sensasi remaja tersebut.
Yamal, yang muncul sebagai salah satu prospek cemerlang Barcelona, baru berusia 18 tahun, namun ia terus diposisikan sebagai pewaris alami warisan Messi, sebuah narasi yang menurut Mendieta lebih banyak merugikan daripada menguntungkan perkembangan pemain sayap itu.
Sejak menimba ilmu di La Masia, Yamal kerap disebut-sebut sebagai “Messi berikutnya” Barcelona, terutama karena bakat kaki kirinya dan gaya menyerang yang tak kenal takut.
Meskipun telah memecahkan beberapa rekor terkait usia dan menjadi salah satu talenta paling berbakat di LaLiga, ia berulang kali menegaskan tidak ingin meniru ikon Argentina tersebut.
Sebaliknya, ia ingin mengukir identitasnya sendiri dalam permainan, bebas dari perbandingan terus-menerus yang telah membayangi prospek muda lain sebelumnya.
Mendieta menekankan bahwa ekspektasi terhadap Yamal tidak realistis, mengingat pemain sekaliber Messi dan Cristiano Ronaldo mungkin muncul “setiap 20, 30, atau bahkan 40 tahun”.
Ia memperingatkan bahwa memaksakan standar seperti itu pada anak berusia 18 tahun, yang masih dalam masa pertumbuhan fisik dan mental, akan menciptakan tekanan yang dapat menggagalkan karier yang paling menjanjikan sekalipun.
Mengutip contoh seperti Ansu Fati dan Munir El Haddadi, Mendieta menyoroti bagaimana label serupa di masa lalu gagal membantu bintang muda mencapai umur panjang elit.
Di lapangan, Yamal terus mendapatkan dukungan dari rekan-rekan setimnya yang berpengalaman, termasuk Marcus Rashford, yang tampil mengesankan selama masa peminjamannya dari Manchester United. Rashford telah menyumbangkan assist dan gol-gol krusial, menjadi bagian penting dari lini serang Hansi Flick.
Mendieta juga mencatat bahwa Rashford telah diuntungkan dari awal yang baru di Barcelona, terutama dengan cedera terbaru Raphinha yang menciptakan waktu bermain yang konsisten.
Pemain internasional Inggris itu dilaporkan menikmati gaya hidup yang lebih tenang di Catalonia dan telah beradaptasi dengan baik dengan sistem taktis Barcelona.
Baik Yamal maupun Rashford diperkirakan akan memainkan peran kunci saat Barcelona melanjutkan usaha mereka mempertahankan gelar, setelah naik ke puncak LaLiga di tengah penurunan performa Real Madrid.
Ujian besar berikutnya menghasilkan kemenangan melawan Atletico Madrid di Camp Nou, di mana tim asuhan Hansi Flick menang 3-1 untuk mempertahankan momentum mereka.
















